Video berjudul ‘Polisi Gorontalo Menggila’ itu menampilkan suasana di sebuah pos jaga polisi. Keheningan pos jaga pecah saat lagu India Chaiya-chaiya yang rancak terdengar. Iramanya menggoda satu dari tiga polisi yang sedang piket.
Awalnya, salah seorang polisi -belakangan diketahui bernama Briptu Norman Kamaru- hanya manggut-manggut, sambil sesekali mulutnya komat-kamit mengikuti dendang lagu. Namun, semakin lama, gerakannya makin ‘gila’. Sambil tetap duduk, Pak Polisi itu berjoget ala bintang Bollywood, Shahrukh Khan – goyang leher, gerakan tangan, joget maju dan mundur. Mulutnya dengan fasih melafalkan lirik lagu yang nampaknya sudah ia hapal benar, penuh penghayatan. Meski hanya lipsync.
Yang menggelitik, dua rekannya yang lain nampak cuek. Salah satu rekannya sempat menoleh sebentar, tertawa, lalu memalingkan muka. Lainnya, duduk menunduk memainkan telepon genggamnya, benar-benar tak peduli. Video yang awalnya beredar melalui situs YouTube ini sontak meledak, seiring pemberitaan gencar di media.
Orang pun bertanya-tanya, siapa sosok polisi kocak yang ada dalam video yang diunggah ke internet tersebut. Belakangan diketahui, namanya Briptu Norman Kamaru, anggota Brimob Polda Gorontalo.
Meski lucu dan menghibur, aksi Norman tak dikehendaki sang atasan. Bukan soal jogetnya. Juru Bicara Polda Gorontalo AKBP Wilson Damanik mengaku, pihaknya menghargai kreativitas Norman yang menghibur rekan-rekannya, juga dirinya sendiri. “Karena dalam suasana piket, ada titik jenuh, bosan, duduk terus. Polisi kan juga manusia,” kata dia kepada VIVAnews.com, Selasa 5 April 2011.
Briptu Norman memang diketahui hobi menyanyi. "Kalau ada acara di Polda dia sering nyanyi, lagu India juga. Kayaknya dia memang fans lagu India," kata Wilson, geli.
Namun, ada sisi negatif dari penampilan Norman yang tak bisa dibiarkan. Yakni, soal etika, “Figur anggota polisi berpakaian dinas kan harus menjaga kehormatan, apalagi dalam pelaksanaan tugas, harus berwibawa,” kata Wilson.
Cacat yang lain, penampilan Norman terlalu gaul. “Dalam gerakannya itu, saat menjulurkan lidah, ternyata ada semacam anting (tindik). Itu terkesan gaul, kurang etis,” kata dia. Dengan nada serius, Wilson mempertanyakan kenapa rekaman video itu sampai diunggah ke Youtube. Itu artinya, seluruh dunia bisa menyaksikannya.
Lalu apa sanksi yang akan dijatuhkan untuk Norman? “Kami akan memberikan teguran, seperti orang tua dan anak, agar tidak terlalu gaul seperti artis Bollywood,” kata Wilson.
Sementara, dari Jakarta, Markas Besar Kepolisian memerintahkan Polda Gorontalo untuk memeriksa Briptu Norman Kamaru. "Sudah diperintahkan diperiksa untuk diambil keterangan," kata Kepala Korps Brimob Mabes Polri, Inspektur Jenderal Syafii Aksal, Jakarta, Selasa 5 April 2011.
Syafii tidak memberikan keterangan lebih lanjut fokus pemeriksaan apa yang akan dicecar kepada anggota polisi yang berlenggak-lenggok itu.
Dimintai konfirmasi kembali soal perintah Mabes Polri, Wilson Damanik mengatakan, ada kemungkinan Norman kena sanksi. Lalu, sanksi apa yang akan diberikan? "Itu secara berjenjang. Kami serahkan ke atasannya langsung," ujar Wilson.
Seorang anggota polisi Gorontalo, kepada VIVAnews, menceritakan, Briptu Norman berasal dari keluarga polisi. Ia bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya laki-laki dan polisi. Bapaknya juga polisi. “Sehari-hari Norman itu biasa-biasa saja, yang menonjol dia suka seni, terutama lagu-lagu India,” kata dia.
Bertugas bersama Norman, tambah dia, berarti harus siap-siap perut jadi kaku. “Dia suka membuat lelucon dan menghibur teman-temannya.”
Tanggapan positif
Meski tingkahnya tak berkenan di hati para atasannya, aksi joget Norman mendapat tanggapan positif dari orang-orang yang menonton video lucunya.
“Norman, anda top banget. Kalau di beri sanksi sama atasan anda, nanti penggemar Bollywod sedunia akan demo. Maju terus. Kalau mau kasih sanksi , kasih saja sama polisi yang punya rekening gendut,” kata pembaca VIVAnews, Rhani.
Pembaca lain, Amir mengatakan, meski tergolong iseng, apa yang dilakukan Norman tak memberi citra negatif ke polisi. “Dilihat dari tanggapan orang orang, tidak ada nilai negatifnya bahkan membuat orang terhibur. Bahkan sayapun tertawa terbahak,” kata dia.
Sementara, pembaca dengan ID cinta Indonesia, punya pesan untuk polisi, terutama para atasan Norman: “Buat atasannya Norman, urus saja judi togel, perampokan, pencurian, kasus korupsi, kasus rekening gendut jangan masalah kayak gini anda urus. Bukan Briptu Norman yang membuat malu instansi kepolisian.”
Lalu ada Yotut yang menulis: “Nih petinggi polisi kurang kerjaan ya. Masak aksi begini kok mau dikasih sanksi. Pikir tuh anggota emang enak jaga berjam-jam di pos. Kalian para petinggi enak ada ruangan AC, TV,DVD. lengkap hiburan. Mikir Komendan..!
Juga Rindo Ridwans: Waduh, kalo sampe yang begini dihukum nanti gak ada lagi yang menghibur kita dong. Jangan kakulah sama peraturan Pak. Masyarakat kita sudah banyak yang "gila",tapi "gila" yang satu ini benar-benar menghibur, Hidup Briptu Norman, Hidup Polisi "Gila".
Selain dari masyarakat, kreatifitas Nornam juga mendapat tanggapan positif dari anggota Komisi Kepolisian Nasional, Kompolnas, Ronny Lihawa. “Polisi juga manusia, masa nggak boleh nyanyi-nyanyi, menghilangkan kejenuhan. Bayangkan, bertugas di di pos jaga, 8 jam tidak boleh ke mana-mana, kan jenuh,” kata dia kepada VIVAnews, Selasa sore. “Daripada tidur? Apalagi dia tidak menyanyi terus 8 jam terus-menerus.”
Bagaimana dengan alasan lidah Norman ditindik? “Itu kan kita tidak tahu, kembali lagi, ada larangan nggak (bertindik), di pasal berapa?, kalau nggak boleh, baru salah,” kata Ronny.
Kalaupun Norman ditindak, Ronny berpendapat, itu bukan karena dia menyanyi. “Apakah karena dia ditindik, apakah karena video diunggah ke YouTube, polisi harus menjelaskannya ke masyarakat.” Ronny berpendapat kalaupun ada pelanggaran, Norman cukup diberi teguran.
Polisi juga diminta bersikap proporsional, jika menilai Norman salah karena menyanyi dan berjoget menggunakan seragam. “Banyak polisi menyanyi memakai seragam tugas,” kata dia. “Polisi di Thailand, mengatur lalu lintas sambil menari, bagi masyarakat, itu lebih memberikan kesan humanis, ketimbang polisi yang angker dan melakukan kekerasan – meski itu bagian dari tugas.”
Bandingkan dengan Evan Brimob
Untuk diketahui, Norman bukan satu-satunya anggota Brimob yang mendadak ngetop di dunia maya. Tenar duluan di akhir tahun 2009 adalah ‘Evan Brimob’ yang statusnya di Facebook membuat geger seantero negeri.
Status atas nama Evan Brimob di Facebook ditulis: “Polri gak butuh masyarakat.. tapi masyarakat yg butuh polri.. maju terus kepolisian Indonesia, telan hidup2 cicak kecil.”
Untuk diketahui munculnya status Evan bertepatan dengan perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus Polri yang sering disebut Cicak lawan Buaya. Bedanya, jika Norman menuai tanggapan positif, Evan Brimob justru dikecam mayoritas Facebooker, meski ada juga yang membelanya.
Belakangan, Evan lantas meralat statusnya: "Ya saya mengaku salah. Sekarang saya ralat : polri butuh masyarakat... masyarakat butuh polri.... maju terus kepolisian Indonesia, bangkit indonesiaku, lawan para koruptor dan perusak negeri ini....."
Soal Evan Brimob, Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Selatan Komisaris Besar Polisi Abdul Gofur membenarkan, bahwa ia memang benar anggota Brimob. Ia berpangkat Bripda atau Brigadir Dua di satuan Brimob Polda Sumatera Selatan. “Dia (Evan Brimob) memang anggota kami," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Selatan Komisaris Besar Polisi Abdul Gofur, Jumat 6 November 2009.”
Ia kemudian mengatakan, apa yang ditulis "Evan Brimob" dalam status jejaring Facebooknya, tidak sepenuhnya kata-kata yang ditulis Evan. Ia hanya menulis satu kalimat, selanjutnya adalah kerjaan hacker.
Laporan: Rahmat Zeena| Makassar
• VIVAnews