TKP
Garut News, ( Rabu. 6/4 ).
Obyek wisata alami Situ Cibeureum di Kampung Legok Pulus Desa Sukakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama ini cenderung dibiarkan terlantar bahkan diindikasikan berakibat dijadikan ajang kegiatan seks bebas.
Danau purba tersebut, ada sejak jaman kolonial Belanda meski keberadaannya kembali mengemuka dan dikenal banyak kalangan, saat Camat Samarang Drs. Aang Suhana membenahinya sekitar tahun 2002.
Dia dinilai berhasil menggali potensi wisata di kabupaten Garut, malahan ketika menjadi Camat Banyuresmi pun, berhasil mengangkat Situ Bagendit dari kelesuan darahnya.
Sehingga Pemkab Garut, berupaya memoles molek kawasan Situ Cibeureum dengan melengkapi beragam fasilitas, antara lain pembuatan beberapa Gazebo, WC hingga akses sarana ruas jalannya.
Namun belakangan ini, pengunjug ke Situ Cibeureum menurun sangat drastis menyusul kian melemahnya perawatan dan cenderung dibiarkan terlantar, semula dipenuhi air bening kini sarat ditumbuhi rumput dan ilalang liar, nyaris menutupi seluruh permukaan air.
Ternyata sepi dan diterlantarkannya potensi wisata itu, malahan menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum remaja khusunya pelajar SMP dan SMA, mereka berdatangan bukan berwisata, melainkan diduga kuat melakukan seks bebas dengan pasangan masing-masing.
Demikian diungkapkan warga setempat, Rabu, termasuk Jajang pencari kayu bakar di sekitar hutan Cibeureum.
Menurut dia, paling banyak dikunjungi anak sekolah pada Senin dan Jumat, mulai Pukul 08.00 hingga Pukul 16.00 WIB, secara bergiliran atau dari pagi hingga siang dan siangnya diganti lagi oleh pasangan lain hingga sore hari.
Dikawasan hutan ini. katanya, setiap pasangan melakukan aksi seperti layaknya pasangan suami istri.
“Semula merasa aneh, di dalam hutan banyak ditemukan pasangan remaja yang sedang bermain intim, tetapi lama kelamaan dianggap biasa saja, karena mereka juga tidak malu dan tidak menghiraukan bertemu dengan masyarakat pencari kayu bakar,” katanya, Rabu.
Pernah pula mengintip seorang wanita berseragam sekolah yang datang bersama empat pria juga berseragam, remaja putri itu digilir bergantian di hutan beralaskan rerumputan.
Terdapat pula pria berseragam PNS, yang berdatangan bersama pasangannya ke kawasan terisolir dan sangat sunyi sepi ini, tutur jajang, menambahkan. ***(John).
Garut News, ( Rabu. 6/4 ).
Obyek wisata alami Situ Cibeureum di Kampung Legok Pulus Desa Sukakarya Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama ini cenderung dibiarkan terlantar bahkan diindikasikan berakibat dijadikan ajang kegiatan seks bebas.
Danau purba tersebut, ada sejak jaman kolonial Belanda meski keberadaannya kembali mengemuka dan dikenal banyak kalangan, saat Camat Samarang Drs. Aang Suhana membenahinya sekitar tahun 2002.
Dia dinilai berhasil menggali potensi wisata di kabupaten Garut, malahan ketika menjadi Camat Banyuresmi pun, berhasil mengangkat Situ Bagendit dari kelesuan darahnya.
Sehingga Pemkab Garut, berupaya memoles molek kawasan Situ Cibeureum dengan melengkapi beragam fasilitas, antara lain pembuatan beberapa Gazebo, WC hingga akses sarana ruas jalannya.
Namun belakangan ini, pengunjug ke Situ Cibeureum menurun sangat drastis menyusul kian melemahnya perawatan dan cenderung dibiarkan terlantar, semula dipenuhi air bening kini sarat ditumbuhi rumput dan ilalang liar, nyaris menutupi seluruh permukaan air.
Ternyata sepi dan diterlantarkannya potensi wisata itu, malahan menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum remaja khusunya pelajar SMP dan SMA, mereka berdatangan bukan berwisata, melainkan diduga kuat melakukan seks bebas dengan pasangan masing-masing.
Demikian diungkapkan warga setempat, Rabu, termasuk Jajang pencari kayu bakar di sekitar hutan Cibeureum.
Menurut dia, paling banyak dikunjungi anak sekolah pada Senin dan Jumat, mulai Pukul 08.00 hingga Pukul 16.00 WIB, secara bergiliran atau dari pagi hingga siang dan siangnya diganti lagi oleh pasangan lain hingga sore hari.
Dikawasan hutan ini. katanya, setiap pasangan melakukan aksi seperti layaknya pasangan suami istri.
“Semula merasa aneh, di dalam hutan banyak ditemukan pasangan remaja yang sedang bermain intim, tetapi lama kelamaan dianggap biasa saja, karena mereka juga tidak malu dan tidak menghiraukan bertemu dengan masyarakat pencari kayu bakar,” katanya, Rabu.
Pernah pula mengintip seorang wanita berseragam sekolah yang datang bersama empat pria juga berseragam, remaja putri itu digilir bergantian di hutan beralaskan rerumputan.
Terdapat pula pria berseragam PNS, yang berdatangan bersama pasangannya ke kawasan terisolir dan sangat sunyi sepi ini, tutur jajang, menambahkan. ***(John).